PENGANTAR MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
Oleh: Prof. Dr. H. Anwar Hafid, M. Pd.
A.
Pendahuluan
Masalah kepemimpinan adalah masalah yang
utama dalam hidup dan kehidupan umat manusia, oleh karena itulah maka umat
manusia selalu membutuhkan kepemimpinan, sebab untuk mencapai suksesnya sebuah
tujuan dan terjadinya efisiensi kerja harus ada pemimpin. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan
kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah
sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin. Untuk
itu, maka gaya seseorang di dalam memimpin akan amat berpengaruh terhadap
organisasi atau lembaga yang dipimpinnya, baik pengaruh itu bersifat positif
maupun negatif terhadap organisasi tersebut. Covey menyatakan bahwa 90 persen
dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter. Kepemimpinan
adalah pangkal utama dan pertama penyebab daripada suatu kegiatan, proses atau
kesediaan untuk merubah pandangan atau sikap daripada kelompok orang-orang,
baik dalam hubungan organisasi formal maupun informal.
Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan suatu lembaga atau organisasi, sehingga kemampuan seseorang
pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan suatu lembaga atau
organisasi. Maka, esensi kepemimpinan adalah kepengikutan, kemauan orang lain
untuk mengikuti keinginan pemimpin. Pemimpin merupakan faktor penentu dalam
kesuksesan atau gagalnya suatu organisasi dan usaha. Baik di dunia bisnis,
maupun di dunia pendidikan, kesehatan, perusahaan, religi, sosial, politik,
pemerintahan Negara, dan lain-lain,
kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya. Sebab,
kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu membawa suatu lembaga
atau organisasi sesuai dengan asas-asas manajemen sekaligus bersedia memberikan
kesejahteraan dan kebahagiaan kepada bawahan dan masyarakat luas.
Secara
eksplisit konsep kepemimpinan sudah disinggung oleh Al-Qur’an bahwa
kepemimpinan merupakan missen sacre
(tugas suci) terhadap pembangunan manusia, tugas ini merupakan bentuk
manifestasi manusia sebagai khalifah fil
al ardh (wakil Allah dimuka bumi) untuk jadi pemimpin (khalifah).
Manajemen Kepemimpinan adalah seni untuk mengelola kemampuan seseorang dalam
memimpin, mengarahkan dan mengajak orang lain menuju tujuan dengan cara yang
efisien dan efektif. Seorang pemimpin yang mempunyai cita-cita besar bisa
menghidupkan satu kaum (bangsa). Kepemimpinan diartikan sebagai: Orang yang
memiliki kemampuan mempengaruhi (karena wibawa, pengetahuan atau dapat
melakukan komunikasi), dan mengkoordinasikan untuk mengarahkan orang-orang yang
dipimpinnya, serta untuk mencapai tujuan
Pemimpin
yang baik menyadari bahwa ia juga harus menjadi pengikut yang baik. Boleh
dikatakan, pemimpin juga harus melapor kepada seseorang atau kelompok. Oleh sebab
itu mereka juga harus menjadi pengikut yang baik. Pengikut yang baik harus
menghindari persaingan dengan pemimpin, bertindak dengan setia, dan menanggapi
ide, nilai dan tingkah laku pemimpin secara konstruktif. Pemimpin adalah
seseorang yang mau dipimpin. Pemimpin harus senantiasa memberi perhatian pada
kesejahteraan bawahan/anggotanya.
B.
Tujuan dan Fungsi Manajemen
Tujuan utama manajemen
adalah menempatkan sesuatu di tempat yang seharusnya. Kalau manajemen keuangan,
berarti mengatur keuangan supaya teratur, baik alur uang masuk dan keluar
itu jelas. Sehingga pembukuan tidak semrawut. Pada dasarnya ada 5
buah fungsi utama manajemen, yaitu:
1.
Planning (Perencanaan)
2.
Organizing (Mengorganisasi)
3.
Staffing (Penempatan)
4.
Coordinating (Mengkoordinasi)
5.
Controlling (Mengontrol)
Diagram 1.
Fungsi Manajemen
Kelima
fungsi dasar manajemen tersebut itu harus ada dalam struktur perusahaan, entah
berskala UKM ataupun skala corporate besar. Mengapa hal itu menjadi sangat
penting? Karena, tanpa adanya fungsi manajemen yang berjalan maka perusahaan
tidak bisa berjalan dengan semestinya. Lebih jelasnya mari kita bahas satu
persatu:
1.
Fungsi Planning (Fungsi Perencanaan Manajemen)
Seperti
diagram di atas, yang pertama dan utama adalah fungsi planning.
Mengapa ini menjadi sangat penting? Karena fungsi planning adalah
aktivitas untuk menyusun, merencanakan apa yang menjadi tujuan perusahaan serta
bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan atau planning
dilakukan pada awal pembentukan perusahaan, seperti definisi diatas. Planning
penting dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan. Mengapa menetapkan tujuan
itu menjadi penting? Karena tanpa adanya tujuan yang jelas, maka aktivitas
perusahaan juga tidak akan meningkat.
Ibarat,
jika tidak ada yang dikejar maka orang-orang yang ada dalam perusahaan
tersebut hanya melakukan kewajiban saja, yang penting dibayar. Tidak ada upaya
untuk meningkatkan performa perusahaan. Dan alhasil, pencapaian perusahaan akan
stagnan, bahkan menurun.
Dalam
proses planning inilah ditentukan tujuan perusahaan/organisasi secara
menyeluruh, serta upaya-upaya terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Disinilah
peran pemimpin/manager diperlukan. Manager harus bisa mengevaluasi
langkah-langkah strategis yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.
Hal
ini sangat penting, karena jika perusahaan memilih langkah yang salah maka akan
sangat sulit bahkan bisa gagal dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi
intinya perencanaan manajemen itu sangat penting dilakukan diawal pembentukan
organisasi atau perusahaan, karena fungsi yang lain tidak akan berfungsi tanpa
ada perencanaan yang matang.
Aktifitas
Fungsi Perencanaan (Planning)
Dalam
pelaksanaan ada 4 macam aktifitas yang dilakukan dalam fungsi perencanaan :
1.
Menetapkan visi misi
perusahaan/organisasi. Visi misi ini berisi gagasan, atau tujuan yang ingin
perusahaan capai dalam kurun waktu tertentu.
2.
Setelah tujuan ditetapkan, langkah
selanjutnya menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
3.
Setelah cara-caranya direncanakan,
kemudian menyusun dan menentukan sumber daya apa saja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rancangan tersebut.
4.
Terakhir menetapkan standard kesuksesan.
Ini penting, karena jika tidak ditetapkan standard yang jelas maka kita tidak
bisa menilai apakah ini sudah tercapai apa belum.
Aktifitas
perencanaan juga bisa dikatakan sebagai proses fungsi perencanaan. karena 4 hal
itu harus dilalui untuk membuat sebuah perencanaan yang matang.
Pembagian
Perencanaan Manajemen
Dalam
tahap ini, planning bisa dibagi menjadi tiga dari beberapa sudut
pandang tingkatan manajemen. Yaitu :
1.
Top Level
Planning (Perencanaan Tingkat Atas). Dalam
tahap teratas ini, perencanaan yang dilakukan bersifat strategis, seperti
memberikan arahan/petunjuk umum, merumuskan tujuan, pengambilan keputusan dan
memberikan arahan untuk melakukan kerja yang efisien. Pada tahap ini bersifat
menyeluruh, serta dilakukan untuk menentukan target jangka panjang.
2.
Middle
Level Planning (Perencanaan Tingkat Menengah),
pada tahap ini perencanaan lebih bersifat administratif. Atau lebih detail,
seperti menentukan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Low Level
Planning (Perencanaan Tingkat Bawah), dalam
tahap ini lebih bersifat ke operasional (pelaksanaan). Yang meliputi tanggaung
jawab oleh manajer lapangan.
Syarat-syarat
Perencanaan yang Baik
Untuk
menghasilkan perencanaan yang baik dan efisien tentunya harus ada beberapa
syarat yang wajib dipenuhi, antara lain :
1.
Tujuannya harus spesifik dan jelas.
2.
Singkat, padat, jelas dan sederhana.
Hal ini diperlukan supaya tidak terlalu sulit dalam menjalankannya. (Berkaitan
dengan syarat awal, yaitu spesifik dan jelas)
3.
Berisi analisa terhadap pekerjaan
yang harus dilaksanakan
4.
Tanggung jawab dengan tujuan harus
seimbang dan selaras pada setiap bagiannya
5. Mempunyai kesan bahwa sumber daya yang diperlukan itu ada
dan siap untuk digunakan.
Manfaat
Membuat Perencanaan
Manfaat
dari planning tentu banyak sekali. Manfaat yang paling terasa adalah
keteraturan saat mengeksekusinya, jadi lebih jelas dan terarah. Lebih
jelasnya berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh setelah membuat
perencanaan untuk kemajuan perusahaan atau organisasi:
1.
Mensingkronkan antar unit devisi
pada saat pelaksanaan, serta mengorganisasikan ke arah tujuan yang sama.
2.
Dapat meminimalisir kesalahan yang
mungkin akan dilakukan.
3.
Pengawasan lebih mudah dilakukan.
4.
Mempunya dasar penilaiaian, apakah
yang dilakukan itu sudah mencapai target apa belum.
2.
Fungsi Organizing (Fungsi Pengorganisasian Manajemen)
Fungsi
Organizing adalah fungsi yang mengatur segala sumber daya yang ada baik sumber
daya manusia maupun sumber daya lainnya. Supaya sumber daya tersebut dapat
berfungsi ditempat yang tepat serta mampu melaksanakan peran dan fungsinya
secara maksimal, guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Organizing
adalah proses membentuk kelompok terutama karyawan yang ada guna memudahkan
untuk mengoptimalkan segala potensi yang ada. Proses organizing ini sangat
membantu bagi manager perusahaan untuk mengelola perusahaan, karena lebih mudah
dalam melakukan fungsi pengawasan.
Aktivitas
Proses Organizing
Dalam
proses pengorganisasian tentunya ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara
lain:
1.
Mengalokasikan sumber daya yang ada dan
menyusunnya menurut tugasnya masing-masing.
2.
Menetapkan dengan jelas garis struktur
organisasi/perusahaan, serta mendefinisikan hak dan kewajibannya dengan jelas.
3.
Merekrut karyawan baru, dengan
standard yang telah ditetapkan.
4.
Penempatan tenaga kerja dalam posisi
yang tepat dan pas, untuk memaksimalkan potensi yang telah ada.
Unsur-unsur
di dalam Organizing Perusahaan
Ada
beberapa unsur yang ada saat pengorganisasian yaitu:
1.
Sekelompok orang yang akan diarahkan
untuk saling bekerja sama
2.
Melakukan aktivitas/kegiatan yang
telah ditetapkan sebelumnya
3.
Segala kegiatan dilakukan guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan
Manfaat
Organizing
Adapun
manfaat dilakukan organizing di perusahaan ataupun organisasi adalah:
1.
Pembagian tugas antar orang/devisi
lebih efektif.
2.
Menciptakan spesialisasi saat
mengerjakan tugas/pekerjaan.
3.
Setiap orang/anggota dalam
perusahaan tidak bingung, karena jobdesc sudah jelas.
Fungsi
Organizing
1.
Pendegelegasian wewenang dari atas
ke bawah lebih mudah.
2.
Pembagian tugas yang jelas, sehingga
tidak terjadi miss communication saat pekerjaan dimulai.
3.
Memiliki manager yang mumpuni di
setiap unit, sehingga setiap unit dapat bekerja semaksimal mungkin.
4.
Pencapaian tujuan perusahaan semakin
mudah dan teratur.
3.
Fungsi Staffing
Staffing
ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan organizing. Karena pada intinya adalah
menempatkan orang di tempat yang tepat.
Tetapi, staffing ini tidak melulu
soal tenaga kerja saja. Tetapi lebih ke semua sumber daya yang ada, seperti
peralatan, dan inventaris.
Adapun
fungsi staffing mencakup hal berikut :
1.
Perencanaan SDM yang ada
2.
Jika kurang adakan rekruitmen tenaga
kerja
3.
Melakukan seleksi bagi mereka yang
mendaftar
4.
Pengenalan tentang perusahaan dan
melakukan orientasi
5.
Pelaksanaan kerja
6.
Evaluasi terhadap kinerja
7.
Pemberian reward and
punishment berdasarkan hasil evaluasi
8.
Pemberian pengembangan karir
4.
Fungsi Coordinating (Pengarahan / Mengkoordinasi)
Directing
atau fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang
dinamis, dan sehat. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi
pengarahan:
1.
Menerapkan dan mengimplementasikan
proses kempimimpinan, pembimbingan serta motivasi kepada para pekerja supaya
dapat bekerja dengan nyaman, baik dan maksimal.
2.
Memberikan tugas dan penjelasannya
secara rutin yang berhubungan dengan pekerjaan
3.
Menjelaskan tentang semua kebijakan
yang telah berlaku dan ditetapkan.
Di
luar itu, fungsi directing juga memerlukan seorang pemimpin/manager yang baik.
Karena, pasti ditengah jalan ada aja masalah yang dihadapi oleh pegawai. Karena
itulah, diperlukan sosok pemimpin yang mampu mengayomi dan memberikan solusi
jikalau problem-problem terjadi saat dijalan.
5.
Fungsi Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)
Terakhir
adalah fungsi controlling, fungsi ini adalah fungsi yang bertugas menilai
apakah pekerjaan yang dilakukan oleh SDM yang ada sudah mencapai target atau
belum. Controlling ini sangat penting dilakukan, karena akan menentukan apakah
kualitas dari layanan atau produk tersebut terjaga atau tidak.
Aktivitas
dalam Fungsi Pengendalian
Adapun
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam fungsi pengendalian antara lain :
1.
Melakukan evaluasi secara mendalam,
apakah pekerjaan yang dilakukan itu sudah mencapai target apa belum. Caranya
dengan menentukan indikator/standard khusus yang telah disepakati.
2.
Jika ada penyimpangan, penurunan
mutu maka segera lakukan koreksi, perbaikan atau klarifikasi guna menjaga
kepercayaan konsumen.
3.
Jika ada masalah maka berikan
alternative solusi yang dapat diambil, guna untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Aspek-aspek
yang mempengaruhi Fungsi Pengawasan
Tentu
saja ada aspek-aspek atau hal-hal yang harus dilakukan supaya fungsi pengawasan
dapat berjalan dengan baik dan efektif, antara lain :
1.
Routing (Jalur), dalam hal ini pimpinan
harus bisa menetapkan jalur atau cara yang aman dan efektif sehingga
meminimalisir kesalahan
2.
Schedulling (Penjadwalan), pimpinan
harus bisa menetapkan deadline waktu yang rasional. Tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan itu bisa seefektif mungkin. Dan pegawai juga tidak merasa terbebani
karena deadline yang tidak masuk akal.
3.
Dispatching (Perintah untuk
Pelaksanaan), adalah pengawasan berupa perintah dari atasan untuk pelaksanaan suatu
pekerjaan dengan tujuan agar bisa diselesaikan tepat waktu. Dengan adanya
perintah ini, maka bisa terhindar dari pekerjaan yang “menggantung” sehingga
dapat diketahui pihak mana yang bertanggung jawab.
4.
Follow Up (Tindak Lanjut), terkahir
apabila pemimpin menemukan kesalahan yang terjadi harusnya dia mencari solusi
atas masalah tersebut. Jadi, pemimpin tidak hanya menyalahkan saja, tetapi
harus bisa memberikan solusi kongkrit kepada bawahan. Selain itu pemimpin harus
bisa memberikan petunjuk dan tindak lanjut atas problem yang ditemui.
Ciri-ciri
Manajer yang Kaya/Miskin Akan Pemahaman Manajerial
Pemahaman
Manajerial Lemah
|
Pemahaman
Manajerial Baik
|
Jarang mendiskusikan prinsip
manajerial
|
Sering mendiskusikan prinsip
manajerial
|
Tidak menyadari gagasan tentang gaya manajemen
|
Berpengetahuan luas tentang gagasan mengenai gaya
manajemen
|
Mengikuti saja cara kepemimpinan yang sedang popular
|
Mempertanyakan gaya kepemimpinan
yang sedang disukai orang
|
Tidak menganalisis kelemahan
sendiri
|
Menganalisis kelemahan sendiri
|
Menciptakan suasana kerja yang negatif
|
Membina suasana kerja positif
|
Tidak mampu menyalurkan energi
|
Membebaskan energi yang terhambat
|
Miskin akan teori yang realistis
mengenai motivasi
|
Mempunyai teori realistis tentang motivasi
|
Tidak mempunyai pengetahuan tentang gaya kepemimpinan
sendiri
|
Sadar akan gaya kepemimpinan sendiri
|
Mempunyai
gaya kepemimpinan yang sudah baku
|
Menggunakan gaya berbeda dalam kepemimpinan sesuai
dengan kebutuhan
|
Tidak melakukan tugas dengan baik
|
Mengambil yang terbaik dari semua orang
|
Memainkan peran manipulatif sambil
memimpin
|
Mempunyai gaya otentik manajemen
|
Ciri-ciri
Manajer Berkreatifitas Tinggi/Rendah
Kreatifitas manajemen sampai sekarang tidak begitu
dihargai tetapi akhir-akhir ini kreativitas manajemen mempunyai nilai dan
mungkin tumbuh menjadi semakin penting.
Kreativitas
Rendah
|
Kreativitas
Tinggi
|
Tidak menghargai kreativitas orang
lain
|
Menghargai kreativitas orang lain
|
Tidak senang merasa tidak pasti
|
Siap mengalami ketidakpastian
|
Tidak yakin akan kreativitas
sendiri
|
Yakin akan kemampuan kreatif
sendiri
|
Tidak menyelidiki hambatan kearah
kreativitas
|
Mengetahui hambatan kearah
kreativitas
|
Cenderung tidak menyelesaikan
tugas
|
Tekun melaksanakan tugas
|
Lebih suka terhadap pendekatan
tradisional
|
Meninggalkan tradisi
|
Mengalami kecemasan berlebihan
|
Berusaha mengurangi kecemasan
pribadi
|
Puas dengan kedudukan
|
Merasa perlu adanya perubahan
|
Tidak menggunakan kesempatan
|
Menggunakan kesempatan
|
Terlalu bersikap kaku terhadap
gagasan
|
Bermain dengan gagasan
|
Suka terhadap pemecahan
konvensional
|
Suka pemecahan baru
|
Tidak sistematis dalam pemecahan masalah
|
Memecahkan masalah secara
sistematis
|
Tidak mengenal sumbang saran
|
Menggunakan teknik sumbang saran
|
Sulit memimpin kelompok kreatif
|
Dapat memimpin kelompok kreatif
|
Melarang orang mengemukakan
pendapat
|
Membiarkan orang mengeluarkan
pendapat
|
Tidak belajar dari kesalahan
|
Berusaha belajar dari kesalahan
|
Menghindari risiko
|
Mengambil risiko
|
Beberapa tugas manajemen, seperti pemasaran, riset, pengembangan,
pekerjaan artistic dan media, khususnya menuntut kreativitas tinggi.
Kreativitas tinggi diperlukan kalau pemecahan yang ada tidak mempunyai potensi
atau efektifitas. Walau sebagian besar fungsi manajemen sangat dibantu oleh
pendekatan kreatif, hal ini kurang dirasa perlu kalau kegiatan diatur oleh
sistim atau proses. Manajer yang pada umumnya mempunyai pekerjaan rutin dan
berlandaskan pada organisasi statis umumnya kurang merasa perlu mengembangkan
kemampuan kreatif mereka.
Sifat-sifat Manajer yang Mampu atau
Tidak Mampu Mengatur Diri
Tidak
Mampu Mengatur Diri
|
Mampu
Mengatur Diri
|
Melalaikan kesehatan fisik
|
Menjaga kesehatan fisik
|
Bekerja jauh melebihi jam kerja
|
Membatasi jam kerja
|
Hidup secara tidak teratur
|
Bekerja teratur baik
|
Tidak mengambil libur
|
Membuat rencana libur yang
menyegarkan
|
Mengadakan perjalanan secara tidak efisien
|
Mengadakan perjalanan secara
bijaksana
|
Menyimpan perasaan
|
Mengungkapkan perasaan
|
Menghindari pemahaman pribadi
|
Mencari pemahaman pribadi
|
Menggunakan waktu secara jelek
|
Menggunakan waktu dengan baik
|
Mencoba mengatasi perasaan sendiri
|
Memanfaatkan perasaan
|
Tidak tahu akan daya kemampuannya
|
Tahu akan daya kemampuannya
|
Melalaikan hubungan yang berharga
dengan orang lain
|
Mengembangkan hubungan dengan yang
lain
|
Tidak dapat menerima suatu kegagalan
|
Memandang kegagalan sebagai yang
tak mesti dialami
|
Harga diri yang rendah
|
Harga diri yang tinggi
|
Selalu mencari persetujuan
|
Dapat mentolerir pandangan yg tdk
disukai
|
Mengalami ketegangan berlebihan
|
Menghindari tuntutan yang
berlebihan
|
Mau menerima tantangan yang tidak mungkin dilakukan
|
Mengatasi dan mengatur tantangan
|
Kerap kali merasa diri lemah
|
Biasanya merasa kuat
|
Melakukan tugas yang terlalu
banyak
|
Melakukan hanya pekerjaan yg dapat
diselesaikan
|
Ciri-ciri Manajer Berkemampuan
Tinggi/Rendah Dalam Membina TIM: Membina
tim adalah suatu alat manajemen yang positif karena menghasilkan suatu kelompok
berenergi tinggi yang kaya sumber, efektif dan responsive.
Kemampuan
rendah dalam membina tim
|
Kemampuan
tinggi dalam membina tim
|
Tidak mempunyai kemampuan
kepemimpinan
|
Kemampuan tinggi dalam memimpin
|
Tidak taat-asas
|
Taat-asas
|
Berpikir anti-tim
|
Mendukung falsafah tim
|
Memilih anggota yang tidak memadai
|
Memilih anggota yang memadai
|
Tidak mempunyai keikatan terhadap
orang lain dalam tim
|
Keikatan terhadap yang lain dalam
tim
|
Tidak membina suasana positif
|
Membina suasana positif
|
Tidak mempunyai perhatian untuk
berhasil
|
Didorong oleh pencapaian hasil
|
Tidak melihat peran organisasi dengan jelas
|
Dengan jelas merumuskan peran organisasi
|
Tidak ada metode kerja yang efektif
|
Menggunakan metode kerja yang
efektif
|
Tidak merumuskan peran
|
Merumuskan peran perorangan
|
Mencampurkan kritik dan bahasan
|
Membahas tanpa kritik pribadi
|
Tidak mempedulikan pengembangan perorangan
|
Mendukung perkembangan perorangan
|
Mematikan potensi kreatif
|
Mendorong potensi kreatif
|
Membiarkan hubungan jelek antar
kelompok
|
Mengembangkan hubungan sehat antar
kelompok
|
Menggunakan ketegangan secara
merugikan
|
Menangani konflik secara konstruktif
|
Tidak menganjurkan orang mengambil
risiko
|
Mendorong orang untuk mengambil
risiko
|
Menghindari umpan balik pribadi
|
Mencari umpan balik
|
Menggunakan waktu dengan tidak
baik
|
Menggunakan waktu dengan baik
|
Membiarkan standar rendah
|
Menentukan standar tinggi
|
DAFTAR PUSTAKA
Arif,
Fungsi
Manajemen Kepemimpinan dan Pengertiannya.https://rocketmanajemen.com/fungsi-manajemen-kepemimpinan/#a. Akses, 10
September 2018.
Bahtiar, Rio. 2018. Materi Pengantar Manajemen, Kepemimpinan. Https://Id.Scribd.Com/Doc/ 48275465/Materi-Pengantar-Manajemen-Kepemimpinan. Akses, 10 September 2018.
Mulyasa,
Enco. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar