PENGANTAR KOMUNIKASI
Oleh: Prof. Dr. H. Anwar Hafid, M. Pd.
A.
PENDAHULUAN
Dalam pergaulan sehari-hari, kita tidak
dapat lepas dari orang lain. Agar pergaulan kita lancar maka dipergunakanlah
bahasa sebagai alatnya. Dari sinilah bahasa tersebut berfungsi sebagai alat
komunikasi, dapat juga dikatakan bahwa, komunikasi adalah pertukaran pesan.
Kita berkomunikasi dengan orang lain karena kita saling membutuhkan. Dengan
berkomunikasi kita dapat bekerjasama dengan orang lain. Proses komunikasi
ditujukan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif
artinya, bila terjadi pengertian, menimbulkan kesenangan, pengaruh pada sikap,
hubungan yang semakin baik, dan perubahan perilaku. Komunikasi yang efektif
juga bisa diartikan terjadi bila ada kesamaan antara kerangka berpikir dalam
bidang pengalaman antara komunikator dengan komunikan. Untuk menciptakan
komunikasi yang efektif maka harus dilakukan persiapan-persiapan secara matang
terhadap seluruh komponen proses komunikasi, yaitu, komunikator, pesan, saluran
komunikasi komunikan, efek dan umpan balik. Bahkan dengan kata lain, proses
komunikasi yang akan dilakukan harus didahului dengan upaya pemeriksaan
terhadap pertanyaan-pertanyaan, siapa komunikatornya?, apa pesannya?, melalui
media apa?, sasaranya siapa?, dan bagaimana efeknya pada sasaran.
Komunikasi dan Kehidupan Manusia
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar
manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu
terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi. tindakan komunikasi dapat terjadi
dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat
individual, di antara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi
dalam konteks publik secara lokal, nasional, regional dan global atau melalui
media massa. Tindakan komunikasi dapat dilakukan scara verbal, non-verbal,
langsung dan tidak langsung.
Definisi dan Karakteristik
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam
diri seseorang dan/atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Pengertian komunikasi mempunyai enam (6) karakteristik pokok sebagai berikut.
Pertama, komunikasi adalah suatu proses. Kedua, komunikasi adalah upaya yang
disengaja serta mempunyai tujuan. Ketiga, komunikasi menuntut adanya
partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Keempat, komunikasi
bersifat simbolis. Kelima, komunikasi bersifat transaksional. Keenam,
komunikasi me-nembus faktor waktu dan ruang.
Pengertian komunikasi berbeda dengan
pengertian publisistik, karena komunikasi mencakup berbagai konteks peristiwa
yang lebih luas dibandingkan dengan publisistik. Publisistik adalah salah satu
bidang kajian komunikasi.
Sejarah Komunikasi Manusia
Sejarah pekembangan komunikasi manusia
dapat ditelusuri sejak sekitar 4000 tahun sebelum Masehi. Sejak zaman itu
hingga sekarang, sejarah perkembangan komunikasi manusia dapat dibagi dalam
empat (4) era perubahan: era komunikasi tulisan, era komunikasi cetakan, era
komunikasi telekomunikasi dan era komunikasi interaktif.
Era komunikasi tulisan terjadi sejak
Bangsa Sumeria mulai mengenal kemampuan menulis dalam lembaran tanah liat
sekitar 4000 tahun sebelum Masehi. Era komunikasi cetakan diawali dengan
ditemukannya mesin cetak hand-pres oleh Gutenberg pada tahun 1456. Era
telekomunikasi dimulai sejak penemuan alat telegrap oleh Samuel Morse pada
tahun 1844. Era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada tahun 1946, dengan
ditemukannya Mainframe computer ENIAC dengan 18.000 vacuum tubes oleh para ahli
dari universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.
B.
FUNGSI DAN
TUJUAN KOMUNIKASI
1.
Fungsi Komunikasi
Apabila
komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya sebagai pertukaran
berita atau pesan, tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok mengenai
tukar menukar data, fakta, ide, maka fungsinya dalam setiap system social
sebagai berikut:
a. Fungsi pengawasan
menunjuk pada upaya pengumpulan, pemorsesan produksi dan penyebarluasan
informasi, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar
dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang
lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Upaya ini selanjutnya diarahkan
pada tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi dilingkungan masyarakat.
Misalnya: mencegah keresahan, memelihara ketertiban dan keamanan. Contoh: Lewat media masa, surat kabar, yang isi
berita dapat mempengaruhi komunikan agar dapat melihat dan belajar dengan
informasi yang di bacanya. Misalnya berita pembunuhan, HIV/AIDS, dan
sebagainya.
b. Fungsi sosialisasi,
menunjuk pada upaya pendidikan, dimana adanya penyediaan sumber ilmu
pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagaimana anggota masyarakat yang efektif sehingga ia
sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat. Contoh: Kegiatan penyuluhan program KB, yang
dilakukan dokter, bidan, atau petugas kesehatan lainnya kepada warga
masyarakat.
c. Fungsi motivasi,
menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan
individu dan kelompok berdasarkan tujuan, mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
d. Fungsi berdebat dan
diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah
public, menyediakan bukti-bukti relavan yang diperlukan utuk kepentingan umum
agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut
kepentingan bersama.
e. Fungsi pendidikan,
pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual,
pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan
pada semua bidang kehidupan.
f. Fungsi memajukan
kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang
serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya. Contoh:
Wayang, tarian-tarian tradisional, dsb.
g. Fungsi hiburan, memberikan
hiburan kepada masyarakat, lewat penyebarluasan signal,symbol,suara dan
imajinasi dari drama, tari, kesenian, kesusatraan, music, olahraga, kesenangan,
kelompok dan individu, melalui media masa, eltronik dsb, sehingga masyarakat
dapat menikmati hiburan, dan melarikan diri dri kesulitan hidup sehari-hari,
dan lain-lain. Contoh: menonton bioskop, mendengar radio menonton TV,dsb.
h. Fungsi integrasi
menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh
berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti
serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.
2. Tujuan
komunikasi
Tujuan
komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yaitu:
a.
Kepentingan
sumber/pengirim/komunikator
b.
Kepentingan
penerima/komunikan
Dengan
demikian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Memberikan
informasi
Kita
sebagai komunikator memberikan informasi dan berperan aktif dalam menjelaskan
kepada komunikan/penerima dengan sebaik-baiknya dan sehingga mereka dapat
mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
2) Mendidik
Menggerakan
orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat
bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan, kegiatan yang dimaksud disini adalah
kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang harus diingat adalah bagaimana
cara yang baik untuk melakukannya.
3)
Menyenangkan/menghibur
Peran
komunikator adalah memahami orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti
benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkan, jangan mereka
menginginkan kemauannya.
4) Menganjurkan suatu
tindakan atau persuasi
Supaya gagasan
dapat diterima orang lain, kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima
orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.
Jadi secara singkat dapat kita katakan
bahwa komunikasi itu bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan
tindakan; setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu
meneliti apa yang menjadi tujuan kita.
C.
PROSES
KOMUNIKASI
1.
Prinsip
Dasar Proses Komunikasi
Proses
komunikasi melibatkan tujuh elemen. Ketujuh elemen tersebut adalah: sumber,
pesan, saluran, penerima, akibat/hasil, umpan balik, dan gangguan. Dalam setiap
proses komunikasi, sumber dan penerima pesan komunikasi, masing-msing melakukan
tiga (3) kegiatan atau tindakan: encoding (membentuk kode-kode pesan), decoding
(memecahkan kode-kode pesan), dan interpreting (mengin-terpretasikan arti
pesan).
Proses
komunikasi akan berjalan baik, apabila antara sumber dan penerima pesan
terdapat pertauan minat dan kepentingan (overlaping of interst). Pertautan
minat dan kepentingan ini akan terjadi apabila terdapat persamaan (dalam
tingkatan yang relatif) dalam hal kerangka referensi antara sumber dan penerima
pesan. Proses komunikasi antara sumber dan penerima ini, dalam praktiknya
seringkali tidak dapat berjalan baik karena adanya gangguan, baik gangguan yang
bersifat fisik ataupun gangguan yang bersifat psikologis. Berdasarkan tingkat
partisipasi dari sumber dan penerima pesan, proses komunikasi dapat dibagi dalam
dua jenis atau bentuk komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah.
2.
Tingkatan
Proses Komunikasi
Komunikasi
dapat terjadi dalam enam (6) tingkatan: komunikasi intra-pribadi, komunikasi
antarpribadi, komunikasi dalam kelompok, komunikasi antarkelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi dengan masyarakat luas. Komunikasi intrapribadi
adalah komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Komunikasi antarpribadi
adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang
lain. Komunikasi dalam kelompok adalah kegiatan komunikasi yang berlangsung di
antara anggota suatu kelompok. Komunikasi antarkelompok adalah kegiatan
komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan
antar organisasi. Komunikasi dengan masyarakat luas adalah kegiatan komunikasi
yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang/suatu organisasi dengan
masyarakat secara luas. Komunikasi dengan masyarakat luas dapat dilakukan
dengan dua (2) cara yaitu: melalui media massa dan langsung tanpa melalui media
massa.
3.
Tujuan dan
Akibat komunikasi
Tujuan
komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yaitu: kepentingan
sumber dan kepentingan penerima. Hasil dan akibat komunikasi pada dasarnya
menyangkut tiga (3) aspek: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Komunikasi
juga mempunyai empat (4) fungsi sosial. Keempat fungsi sosial tersebut adalah:
pengawas lingkungan, korelasi di antara bagian-bagian dalam masyarakat untuk
mencapai konsensus, transmisi nilai-nilai/warisan sosial dari satu generasi ke
generasi selanjutnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya (fungsi ini
disebut fungsi sosialisasi), serta fungsi hiburan.
Terdapat
banyak model yang menjelaskan proses tahapan hasil atau akibat komunikasi yang
terjadi di kalangan penerima. Tiga (3) di antaranya adalah model AIDA, model
Hierarki, modul Efek dan model Adopsi Inovasi. Ketiga model ini menjelaskan
urutan tahapan hasil/akibat komunikasi dari mulai tahap kognitif, ke tahap
afektif sampai ke tahap kognitif. Dalam praktiknya ketiga tahap hasil/akibat komunikasi
tersebut dapat terjadi secara terbalik atau tidak beraturan.
D.
KOMUNIKASI
ANTAR-PRIBADI
1.
Definisi
Komunikasi Antar-Pribadi
Ada
tiga perspektif yang dapat digunakan untuk menjelaskan definisi komunikasi
antarpribadi, yaitu:
1.
Perspektif komponensial, yaitu
definisi komunikasi antarpribadi yang dilihat dari komponen-komponennya.
Komunikasi antarpribadi dalam definisi ini diartikan sebagai proses mengirim
dan menerima pesan-pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil
orang, dengan berbagai umpan balik dan efek.
2.
Pespektif pengembangan, yaitu
definisi komunikasi antarpribadi yang dilihat dari proses pengembangannya.
Komunikasi dalam definisi ini dianggap sebagai proses yang berkembang, yakni
dari hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi hubungan interpersonal.
Suatu proses komunikasi dikatakan besifat interpersonal bila berdasarkan pada
a) data psikologis, b) pengetahuan yang dimiliki dan c) aturan-aturan yang
ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.
3.
Perspektif relasional, yaitu
definisi komunikasi antarpribadi yang dilihat dari hubungan di antara dua
orang.
2.
Tujuan
Komunikasi Antar-Pribadi
Komunikasi antarpribadi bertujuan
untuk:
a.
mengenal diri sendiri dan orang
lain,
b.
mengetahui dunia luar,
c.
menciptakan dan memelihara hubungan
yang bermakna,
d.
mengubah sikap dan perilaku orang
lain,
e.
bermain dan mencari hiburan, dan
f.
membantu orang lain.
Tujuan-tujuan tersebut dapat
dikategorikan dalam 2 perspektif:
1)
tujuan yang dilihat sebagai motivasi
atau alasan mengapa seseorang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, dan
2)
tujuan-tujuan yang dilihat sebagai
hasil atau dari komunikasi antarpribadi.
3.
Komunikasi
Antar-Pribadi sebagai Proses Transaksional
Komunikasi
bersifat transaksional karena menuntut adanya tindakan saling memberi dan
menerima di antara orang yang terlibat komunikasi. Bila komunikasi adalah
transaksional, artinya:
a.
komunikasi merupakan proses yang
dinamis
b.
unsur-unsumya saling berkaitan dan
tergantung satu sama lain
c.
para partisipan yang terlibat dalam
komunikasi antarpribadi bertindak dan sekaligus memberi reaksi.
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi memiliki
beberapa prinsip umum, yaitu:
1)
komunikasi tidak terelakkan
2)
komunikasi tidak dapat diubah
3)
komunikasi mempunyai dimensi isi dan
hubungan
4)
komunikasi merupakan proses penyesuaian
diri
5)
komunikasi dapat dilihat sebagai
hubungan simetris atau hubungan komplementer
4.
Efektivitas
Komunikasi Antar-Pribadi
Efektivitas
komunikasi antarpribadi dapat dilihat dari 2 perspektif:
a.
Perspektif Humanistik, yang menuntut
adanya:
1)
Keterbukaan
Artinya kita harus mau membuka diri pada orang lain, memberikan reaksi-reaksi pada orang lain dengan spontan dan tanpa dalih perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang dimiliki kita.
Artinya kita harus mau membuka diri pada orang lain, memberikan reaksi-reaksi pada orang lain dengan spontan dan tanpa dalih perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang dimiliki kita.
2)
Empati
Kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
Kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
3)
Perilaku suportif
Ditandai dengan sifat deskripsi, spontanitas dan
provisionalisme yang mendorong perilaku suportif.
4)
Perilaku positif
Adalah ekspresi sikap-sikap positif terhadap diri sendiri,
orang lain dan situasi;
5)
Kesamaan
Kesamaan di sini meliputi 2 hal: 1) kesamaan dalam bidang pengalaman seperti: nilai, sikap, perilaku, pengalaman, dan sebagainya, 2) kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
Kesamaan di sini meliputi 2 hal: 1) kesamaan dalam bidang pengalaman seperti: nilai, sikap, perilaku, pengalaman, dan sebagainya, 2) kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
b.
Perspektif Pragmatis, yang menuntut
adanya:
1)
Sikap yakin, Tidak mempunyai
perasaan malu dan gelisah dalam menghadapi orang lain, tetapi mempunyai rasa
percaya diri yang besar dan bersikap luwes dalam berbagai situasi komunikasi.
2)
Kebersamaan, Sifat ini ditandai
dengan adanya hubungan dan rasa kebersamaan dengan mempertimbangkan perasaan
dan kepentingan orang lain.
3)
Manajemen Interaksi, Mengontrol dan
menjaga interaksi dengan maksud untuk memuaskan kedua belah pihak, yang
ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan secara
konsisten.
4)
Perilaku ekspresif, Keterlibatan
sunguh-sungguh dalam interaksi dengan orang lain,yang diekspresikan secara
verbal dan non-verbal.
5)
Orientasi pada orang lain, Kemampuan
seseorang untuk beradaptasi pada orang lain selama interaksi, dengan
menunjukkan perhatian, kepentingan dan pendapat orang lain.
E.
KOMUNIKASI
NON-VERBAL
1.
Definisi
Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi
non-verbal adalah pesan-pesan yang diekspresikan dengan sengaja atau tidak
sengaja melalui gerakan, tindakan, perilaku, suara atau vokal yang berbeda dari
penggunaan kata-kata dalam bahasa atau komunikasi verbal. Komunikasi non-verbal
adalah sangat penting di dalam proses komunikasi manusia. Komunikasi non-verbal
akan membantu terbentuknya makna pesan komunikasi secara efektif. Komunikasi
non-verbal lebih penting dalam proses komunikasi tatap muka dan hubungan
antarpribadi.
2.
Jenis
Komunikasi Non-Verbal dan Fungsinya
Jenis-jenis
komunikasi non-verbal sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat
dikelompokkan ke dalam 5 jenis, yaitu: komunikasi ruang; diam, paralanguage,
dan komunikasi temporal atau waktu.
Komunikasi
non-verbal mempunyai fungsi melengkapi komunikasi verbal dan enam fungsi:
repetisi (pengulangan), kontradiksi (berlawanan), substitusi (pengganti),
komplemen (pelengkap), regulasi (pengatur), dan aksentuasi (penekanan).
F.
KOMUNIKASI
MASSA
1.
Pengertian
dan Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi
massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Media massa dapat
dikelompokkan ke dalam; media massa cetak dan media massa elektronika. Media
massa cetak meliputi koran, majalah, dan buletin. Media massa elektronika
mencakup radio, televisi, dan film. Ada tujuh ciri khas atau karakteristik dari
komunikasi massa, yakni : (1) komunikasi melalui media massa ditujukan kepada
khalayak luas; (2) bentuk komunikasi melalui media massa bersifat umum bukan
pribadi; (3) pola penyampaian pesan secara cepat; (4) penyampaian pesan melalui
media massa berjalan satu arah; (5) kegiatan komunikasi massa dilakukan
terencana, terjadwal, dan terorganisasi; (6) penyampaian melalui media massa
dilakukan secara berkala; dan (7) isi pesan media massa mencakup berbagai
bidang kehidupan manusia.
2.
Fungsi
Komunikasi Massa
Secara
garis besar fungsi komunikasi massa ada dua fungsi terhadap masyarakat dan
fungsi terhadap individu. Menurut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial,
yaitu: (1) pengawasan lingkungan; (2) korelasi antarbagian dalam masyarakat
terhadap lingkungannya; (3) sosialisasi; dan (4) hiburan.
Menurut
Lazarsfeld dan Merton fungsi sosial komunikasi massa adalah: (1) memberikan
status; dan (2) memperkokoh norma-norma sosial.
Sedangkan,
fungsi terhadap individu ada tujuh: (1) pengawasan atas pencarian informasi;
(2) mengembangkan konsep diri; (3) fasilitas dalam hubungan sosial; (4)
substitusi dalam hubungan sosial; (5) membantu melegakan emosi; (6) pelarian
dari ketegangan dan keterasingan; dan (7) sebagai bagian dari kehidupan rutin
atau ritualisasi.
3.
Dampak
Komunikasi Massa
Dampak
media massa dapat dilihat dari 2 aspek, yakni dampak yang berkaitan dengan
kehadiran media massa secara fisik dan dampak yang berkaitan dengan pesan-pesan
yang disebarkan media massa.
Kehadiran
media massa sebagai objek fisik mempengaruhi: 1) bidang ekonomi; 2) struktur
dan interaksi sosial; 3) jadwal kegiatan sehari-hari; 4) sebagai penyaluran
perasaan tertentu, seperti kecewa, marah, bosan dan sebagainya.
Sedangkan
pesan-pesan yang disebabkan media massa berpengaruh pada aspek kogaitif,
afektif dan konatif. Dampak dari pesan-pesan media massa akan semakin kuat bila
ditunjang beberapa kondisi sebagai berikut: 1) exposure (jangkauan pengenaan);
2) kredibilitas informasi; 3) konsonansi; 4) signifikan dengan kepentingan dan
kebutuhan khalayak; 5) menyentuh hal-hal yang bersifat "sensitif"; 6)
dalam situasi kritis dan 7) dukungan komunikasi antarpribadi.
G.
KOMUNIKASI
DAN BUDAYA
1.
Peranan
Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia
kebudayaan
artinya pikiran, karya, dan hasil karya manusia. Secara sempit maksudnya ialah
sesuatu yang indah atau seni. Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu kebudayaan
ideal, sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Setiap kebudayaan juga mempunyai
tujuh unsur universal, yakni unsur-unsur yang selalu ada dalam setiap
kebudayaan. Yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian,
dan sistem teknologi dan peralatan.
Fungsi
kebudayaan terutama kebudayaan ideal adalah mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah pada tingkah laku dan perbuatan masyarakatnya. Untuk melestarikan
nilai-nilai budayanya, setiap kebudayaan memiliki "harapan budaya".
Artinya, harapan masyarakat kebudayaan bersangkutan terhadap para anggotanya
untuk bertingkah laku sesuai adat istiadat tersebut.
2.
Pengaruh
Kebudayaan terhadap Komunikasi
Keberhasilan
komunikasi banyak ditentukan oleh tercapainya persamaan makna (maksud) antara
komunikator dan komunikan. Persamaan makna itu sendiri dapat terjadi jika ada
persamaan term of reference dan field of experience antara para partisipan
komunikasi. Dan persamaan kedua faktor tersebut dapat tercapai jika ada
persamaan latar belakang budaya pihak-pihak yang berkomunikasi.
Nilai-nilai,
norma, dan keyakinan, yang merupakan unsur-unsur kebudayaan mempengaruhi persepsi
dan sikap. Unsur-unsur kebudayaan tersebut mempengaruhi positif, negatif, atau
netralnya makna (hasil penafsiran).
Di samping sebagai tingkah laku yang
diajarkan, komunikasi sekaligus berfungsi sebagai alat untuk meneruskan warisan
budaya suatu generasi ke generasi berikutnya. Baik secara verbal maupun non
verbal.
3.
Komunikasi
Antar Budaya dan Pemakaiannya
Komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang mempunyai latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Perbedaan budaya tersebut dapat mulai dari tingkat
individu, kelompok sosial, etnis/ras, negara, hingga dunia. Dalam komunikasi
antarbudaya dikenal pula interaksi antara kebudayaan dominan dan kebudayaan sub
ordinat.
Perbedaan
budaya dapat menimbulkan konflik. Untuk masa kini komunikasi antarbudaya telah
menjadi pusat perhatian orang, baik sebagai individu, domestik, maupun
internasional. Komunikasi antarbudaya juga penting dalam melaksanakan difusi
inovasi.
H.
PRINSIP
DASAR KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1.
Karakteristik
Sumber
Sumber
merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam
hal ini, ada 3 (tiga) karakteristik sumber yang perlu diperhatikan yakni:
credibility (kredibilitas), attractiveness (daya tarik) dan power
(kekuasaan/kekuatan). Dengan demikian dari segi sumber keberhasilan komunikasi
ditentukan oleh kredibilitas, daya tarik, serta kekuatan/kekuasaannya untuk
mempengaruhi pihak penerima.
2.
Bentuk dan
Teknik Perjanjian Pesan
Bentuk
dan teknik penyajian pesan pada dasarnya mencakup 2 (dua) aspek: struktur dan
daya tarik (appeals). Struktur pesan menunjuk pada cara mengorganisasikan
elemen-elemen pokok dari pesan. Cara pengaturan struktur pesan mencakup 3
(tiga) hal: sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan. Sementara
itu, ada 4 (empat) pendekatan yang dapat dipergunakan agar penyajian pesan
menarik perhatian khalayak. Keempat pendekatan tersebut adalah: fear appeals,
Rational appeals, emotional appeals, dan pendekatan humoris.
3.
Karakteristik
Saluran Komunikasi
Terdapat
tiga saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan kepada
masyarakat: saluran komunikasi personal, media massa dan media tradisional.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Kombinasi
penggunaan dari ketiga saluran komunikasi tersebut akan menghasilkan dampak
yang lebih optimal.
Pemilihan
satu atau beberapa media sebaiknya didasarkan atas 2 (dua) pertimbangan.
Pertama, pertimbangan yang menyangkut karakteristik media. Kedua, pertimbangan
yang menyangkut karakteristik isi dan penyajian pesan yang akan disampaikan
(karakteristik kreatif).
4.
Karakteristik
Khalayak
Khalayak
bukanlah merupakan sekumpulan individu-individu yang bersikap dan bertindak
pasif. Khalayak, aktif dan juga selektif. Terhadap isi pesan yang sama, boleh
jadi akan terdapat perbedaan-perbedaan di kalangan khalayak mengenai perhatian,
pemahaman anggapan serta tindakan yang timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Media Belajar. http://eni-jola.blogspot.com/2012/02/pengantar-ilmu-komunikasi-fungsi.html. Akses, 13 September 2018.
Anonim. 2010. Pengantar Komunikasi. http://ganteng-httppustakautacidpuslataonlin.blogspot.com/2010/05/pengantar-komunikasi-rangkuman-mata.html. Akses, 13 September 201.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar